Beberapa waktu yang lalu, media massa, baik media cetak,
maupun elektronik, dipenuhi oleh berita seputar kedatangan miyabi ke Indonesia,
Miyabi atau maria ozawa adalah seorang aktris porno yang sangat terkenal dari
jepang, kedatangan miyabi ke indonesia untuk menjadi salah satu pemain utama
dalam film “ menculik miyabi “ yang digagas oleh salah datu produser film indonesia.
Belum lagi terkuaknya berbagai kasus Asusila yang melibatkan kalangan selebriti
Indonesia turut memberi coreng di wajah mayoritas umat muslim Indonesia.
Trend pemberitaan media tentang seseorang semakin hari semakin terasa, apalagi
tentang mereka yang berstatus penyanyi, bintang film, foto model, selebritis
dan artis porno seperti miyabi. Hampir tidak ada koran, majala, televisi yang
steril dari unsur pemberitaan yang semacam ini. dan jika di tarik dalam lingkup
yang luas, media massa kita semakin hari semakin di jejali berita dan gambar
yang “dengan kentara” mengeksploitasi seks .
Saat ini sudah tidak asing lagi jika di media massa kita
temukan berita tentang perselingkuhan, ABG yang semakin vulgar bicara seks,
konsultasi seks, sampai tulisan tentang lika liku kehidupan di atas ranjang,
Foto-foto dan gambar seronok juga semakin rajin menghiasi halaman-halaman koran
dan majalah .
Islam sebagai agama yang di anut mayoritas penduduk negeri
ini sangat jelas menolak nilai-nilai pornografi dan asusila dan dapat
dinyatakan bahwa langkah paling strategis yang dipakai oleh musuh islam untuk
menghancurkan kaum muslimin adalah dimulai dari menghancurkan moral para
pemudanya melalui pengenalan pornografi dan asusila dan hal-hal yamg
bertentangan dengan norma-norma kesusilaan yang berlaku dalam budaya islam.
Lebih-lebih watak masyarakat indonesia mudah terpengaruh untuk menerima sesuatu
yang baru yang berasal dari luar (barat) termasuk budaya, musik, sistem
politik, dan bahkan aliran kepercayaan tertentu.
Fakta ini sunguh menggelisahkan kita, ikatan-ikatan aturan fiqh untuk menjaga
kehormatan perempuan sudah dilepas satu persatu, pintu kearah pergaulan bebas
semakin terbuka. Dan yang paling parah, “ZINAH” yang merupakan virus sosial
yang sangat ganas semakin hari semakin tidak teratasi, kalu krisis ini tidak
bisa di atasi, bangunan sosial kita sebagai bangsa akan luluh lantak
Sangat jelas, kedatangan miayabi yang nota bene artis porno ke indonesia sama
saja dengan mensosialisasikan pornografi dan porno aksi di indonesia dengan
pengertian lebih luas akan mempengaruhi bangsa ini untuk mengumbar aurat dan
syahwat.
Islam sebagai agama telah mengatur tentang aurat dan islam datang untuk
memelihara kemuliaan manusia, pada masa jahiliyyah perempuan-perempuan biasa
memakai pakaian yang tidak menutup wajah , kepala dan dada bagian atas, sama
saja baik wanita biasa, tuna susiaa dan budak. ketika mereka keluar rumah,
banyak laki-laki hidung belang yang menggoda mereka, lalu Allah Swt menurunkan
ayat :
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزۡوَٲجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡہِنَّ مِن جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ ذَٲلِكَ
أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا
“ Hai nabi, katakanlah kepada
istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka , yang demikian itu, supaya
mereka lebih mudah dikenal dan mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampun
dan Penyayang.”
(QS Al-Ahzab: 59)
Nampak sekali misi ayat ini adalah untuk menjaga kehormatan wanita, mereka
diperintah untuk menutup tubuhnya, agar mereka terpelihara dari gangguan,
tangan usil dan kata –kata tidak senonoh.
Dan
di ayat yang lain juga Allah memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk
menundukkan pandangan, tidak melihat sesuatu yang di haramkan dan menjaga
kemaluan.
Dari penjelasan ini jelas islam melarang ummatnya untuk mengumbar aurat dan
syahwatnya, karenanya hal-hal yang dapat menyebabkan akses negatif terhadap
lebih semaraknya pornografi dan pornoaksi di negeri ini harus diminimalisir dan
dihapuskan dengan peran serta segala pihak yang berkepentingan dengan penuh
tanggung jawab.
Wallahu
a’lam Bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar