Kehidupan di dunia ini penuh dengan tipuan, ketika kita hidup di alam fana ini hanya sekedar memperhatikan kebendaan semata , maka kita akan terjatuh ke tempat yang paling rendah . contoh yang paling aktual adalah uni soviet yang menganut ajaran Karl marx / marxisme, para penganut marx ( marxian ) mengenal apa yang disebut “ diameter “ ( dialektika – materialism ). saat ini soviet hancur berantakan, terbagi-bagi menjadi negara-negara kecil, Rusia, Latvia, Lituania, dan sebagainya .dan sekarang Rusia kacau ekonominya, terhempas barbagai krisis dalam negerinya. ini salah satu bukti manakala kita hidup hanya mementingkan dan memperhatikan material belaka.
Paling tidak pengalaman jatuhnya uni soviet, bisa di jadikan pelajaran bagi umat islam untuk tidak berorientasi pada materi belaka, umat islam harus selalu menyambung hubungan ilahiyyah Firman Allah dalam surat al-mu’minun “Apakah kalian menyangka bahwa kami menciptakan kalian itu sia-sia dan bahwa tidak akan di kembalikan kepada kami ? Allah Maha Tinggi, Raja sebenarnya, Tiada Tuhan selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia ”.
Kata sia-sia dalam ayat di atas ditafsirkan dengan makna main-main yang berarti tidak sia-sia segalanya memiliki kemanfaatan, dan ayat itu pula menjelaskan kepada kita bahwa manusia seluruhnya akan kembali kepada Allah Swt.
Berangkat dari itu, manusia dalam kehidupannya melakukan pengajaran yang bila diklasifikasikan menjadi dua . Pertama : Pengajaran yang bertujuan dan bersifat jasadi yaitu : makan, minum olahraga dan sebagainya yang semuanya berorientasi pada penjagaan dan pemeliharaan tubuh agar tetap sehat . Kedua : pengajaran yang bersifat ruhani yaitu pengajaran yang berorientasi untuk memberikan gizi pada ruhani kita, di antaranya adalah pengajaran agama sejak dini kepada anak-anak kita, bagaimana cara membaca Al-Qur’an, Shalat dan sebagainya.
Jika jalinan ini tercipta dan manusia telah terikat dalam islam, maka amal perbuatannya akan sampai kepada Allah Swt, karena telah terikat dengan Aqidah Islam.
Dengan aqidah islam inilah kemudian manusia akan selamat dari kejatuhan total, karena ia akan terhindar dari pandangan yang materialistis dan seseorang yang berpegang teguh terhadap aqidah islam , maka tidak ada lagi pemisah antara hidup dan mati, dan menjadi menyatu antara islam dan muslim, karena islam dan muslim seperti ikan dan airnya, dan tidak ada lagi pemisah antara mu’amalah dan ibadah, dunia dan akhirat.
Dan dalam dunia ilmu juga tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, kebanyakan dari kita saat ini memprioritaskan kepada salah satu fan yaitu ( ilmu umum )ini semua adalah ulah orang-orang sekuler yaitu orang barat yang notabene kristiani yang mensekulerkannya dan sekarang kita di tuduh fundamentalis .
Kita harus tahu bahwa islam adalah agama yang mengutamakan keseimbangan,
Firman Allah : "Dan carilah olehmu apa yang di berikan Allah tentang akhirat, tapi jangan lupa akan bagianmu dari dunia,"
Ayat ini merupakan metode pertengahan dalam islam, kalau kita aplikasikan dalam sehari-hari, maka dalam islam tidak ada pengertian jasad mengalahkan ruh, keduanya berjalan seimbang, kepentingan jasad dan ruh sama-sama memiliki kedudukan yang serasi, tapi anggapan orang sekarang karena sudah terpengaruh ajaran materialisme, menilai pembangunan ruhani tidak bisa dikatakan sebagai pembangunan jadi kalau yang terlihat mata itulah yang di sebut pembangunan, ini merupakan kekeliruan besar yang sering kita lakukan. oleh karena itu jelaslah bagi kita bahwa islam bukan agama yang materialistis, tetapi memberi perhatian pada kepentingan dunia ( materi ) dan akhirat ( spritual ) .
Firman Allah : "Dan carilah olehmu apa yang di berikan Allah tentang akhirat, tapi jangan lupa akan bagianmu dari dunia,"
Ayat ini merupakan metode pertengahan dalam islam, kalau kita aplikasikan dalam sehari-hari, maka dalam islam tidak ada pengertian jasad mengalahkan ruh, keduanya berjalan seimbang, kepentingan jasad dan ruh sama-sama memiliki kedudukan yang serasi, tapi anggapan orang sekarang karena sudah terpengaruh ajaran materialisme, menilai pembangunan ruhani tidak bisa dikatakan sebagai pembangunan jadi kalau yang terlihat mata itulah yang di sebut pembangunan, ini merupakan kekeliruan besar yang sering kita lakukan. oleh karena itu jelaslah bagi kita bahwa islam bukan agama yang materialistis, tetapi memberi perhatian pada kepentingan dunia ( materi ) dan akhirat ( spritual ) .