Anggota IRMAP |
Kon Fu Tse Seorang Filosuf china kuno yang hidup 1000 tahun sebelum masehi di tanya oleh murid-muridnya tentang tata cara membangun kejayaan suatu bangsa, ia menjawab bahwa ada tiga Syarat yang harus di penuhi yaitu : tentara yang kuat , tercukupinya kebutuhan rakyat akan sandang, pangan, papan serta keyakinan yang teguh dari bangsa itu sendiri. bila ketiga persyaratan tersebut sulit terpenuhi, maka tanggalkan persyaratan yang pertama yakni tentara yang kuat. suatu bangsa bisa tetap jaya meskipun tidak di dukung oleh tentara yang kuat. selama kebutuhan pokok masyarakat masih bisa di penuhi dan bangsa tersebut masih tetap mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap masa depan bangsanya untuk maju . Bila kedua persyaratan tersebut tetap sulit untuk di penuhi maka yang terpenting adalah bahwa bangsa tersebut mesti tetap memiliki kepercayaan diri / keyakinan yang kuat, meskipun kebutuhan pokok masyarakat belum bisa di penuhi secara memadai .
Ajaran kon fu tse yang kemudian dituangkan dalam bentuk etika konfusius ini sampai sekarang tetap di jadikan sebagai pedoman hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat oleh bangsa-bangsa asia timur seperti china, jepang dan korea. dan terbukti sukses dalam pembangunan ekonomi jepang pasca perang dunia kedua . meskipun tentara jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu karena serangan bom atom di hirosima dan Nagasaki , bangsa ini ternyata tetap bisa bangkit menjadi kekuatan ekonomi raksasa dan bisa mensejajarkan diri dengan dengan Negara-negara maju seperti eropa barat dan amerika.
Apa kunci utama kebangkitan ekonomi bangsa jepang ? selain kepercayaan yang kuat, faktor-faktor penting yang bisa menjelaskan masalah ini adalah faktor agama atau nilai – nilai Takugawa yang pada dasarnya berintikan pada beberapa ajaran pokok yakni : semangat untuk menuntut ilmu, bekerja keras, mengembangkan diri dalam iklim persaingan dan mengembangkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. seminggu setelah kota hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh pasukan sekutu, kaisar hirohito keluar dari istana dan bertanya kepada rakyatnya “ masih berapa banyak guru yang hidup “ ? pertanyaan sang kaisar ini mempunyai makna bahwa selama guru sebagai penebar ilmu dan pencerdas kehidupan bangsa masih banyak yang hidup , maka bangsa jepang tetap optimis akan mampu bangkit kembali dari keterpurukannya menjadi bangsa yang besar dan berperadaban maju.
Bila bangsa jepang bisa bangkit setelah terpuruk, lalu bagaimana dengan kita sebagai bangsa Indonesia yang sedang terpuruk. dan salah satu permasalahan utama yang di hadapi bangsa Indonesia dan umat islam sebagai mayoritas penduduk negeri ini pada saat ini adalah kemiskinan. Bank dunia mencatat antara 2008 sampai 2009, kemiskinan di Indonesia mencapai 90 juta bahkan nyaris 100 juta jiwa. Bila data itu akurat, berarti lebih dari 40 persen penghuni negeri ini masih hidup dalam kemiskinan. Dengan hitungan matematika sederhana bisa dikatakan 4 dari 10 orang yang ada di Indonesia berpenghasilan tidak lebih dari US$ 2 atau uang yang mereka dapatkan dalam sehari tak lebih dari Rp 20.000,- saja.
Data ini sangat memprihatinkan kita sebagai bangsa Indonesia, Perlu kerja keras ekstra dan kesungguhan dari pemimpin Negara dan kabinetnya untuk memperkecil angka-angka kemiskinan tersebut .
Kita sebagai muslim dan penghuni mayoritas negeri ini juga harus mampu membangun kembali kepecayaan diri sebagai muslim untuk bangkit dan terus maju dengan berlandaskan keimanan yang kuat, karena masa depan umat islam dan peradabannya akan sangat tergantung kepada sejauh mana kita mampu membangun kepercayaan diri yang kuat dengan keimanan yang kokoh dalam membawa umat islam untuk maju dan berkembang dalam seluruh aspek kehidupan.
Kemajuan ekonomi merupakan syarat mutlak kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa disamping jaminan keamanan sebagaimana penjelasan Allah dalam surat Al-Quraisy ayat 4 . dua hal yang disebut terakhir dalam surat ini, yaitu kesejahteraan yang dicapai dengan tersedianya pangan ( Kemajuan ekonomi ) serta jaminan stabilitas keamanan merupakan dua hal yang sangat penting bagi kebahagiaan masyarakat, keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan ekonomi melahirkan stabilitas keamanan dan stabilitas keamanan memicu pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya kerawanan pangan menimbulkan gangguan keamanan dan gangguan keamanan menimbulkan kerawanan pangan.