Selasa, 17 Juli 2012

MAULID NABI DALAM LINTASAN SEJARAH


Sejarah Tradisi Perayaan Maulid Nabi

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab,  yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju. Arti sejarah dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
1.        Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2.        Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3.        Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Ibnu Khaldun  (1332-1406) mendefinisikan sejarah  sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak atau sifat masyarakat itu.
Kita mengatakan perayaan Maulid Nabi adalah bagian dari tradisi umat islam karena Maulid Nabi hanyalah sebagai salah satu tradisi dan kebudayaan umat Islam sejak masa lalu dan bukan bagian agama (syari’at) sebuah kegiatan yang bertujuan menyemarakkan syiar dakwah agama, bukan perayaan yang bersifat ritual,  maka perayaaan Maulid Nabi SAW dikatagorikan sebagai kebudayaan Islam yang merupakan hasil kreasi umat Islam yang bersumber dari ajaran Islam itu sendiri dan bertujuan untuk mengekspresikan rasa syukur mereka kepada Allah SWT karena Dia telah menurunkan hamba-Nya Muhammad sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam.
Dalam bahasan ini nanti kita berusaha untuk merekonstruksi sejarah tradisi perayaan Maulid Nabi ini dengan membuktikan siapa yang pertama kali mencetuskan dan mengadakan perayaan Maulid dengan menggunakan banyak sumber literatur sejarah  untuk membuktikan kevalidan sejarah tersebut. Sebab banyak sekali perdebatan mengenai tradisi Maulid telah mengemuka sejak dulu sampai saat ini. Perdebatan ini bisa dibaca dari banyaknya karya para ulama baik sejarawan barat ataupun sejarawan muslim  yang meneliti tentang awal mula tradisi Maulid Nabi  ini. Diantaranya kitab-kitab yang menjadi sumber utama studi literatur dalam buku kita ini adalah : Pertama “Tarikh al Ihtifal Bil Maulid Annabawi Min Ashril Islam” karangan Prof Hasan Sanduby diterbitkan di Cairo tahun 1948. Kedua “The Birth of the Prophet Muhammad: Devotional Piety in Sunni Islam”. Karangan Prof Dr.Marion Holmes Katz diterbitkan di New York tahun 2007. Ketiga “Muhammad's Birthday Festival: Early history in the Central Muslim Lands and Development in the Muslim West until the 10th/16th Century”. Karangan N.J.G. Kaptein diterbitkan di Leiden tahun 1993.
Tidak tercatat dalam kitab-kitab sejarah Islam informasi adanya Perayaan Maulid Nabi pada masa beliau hidup seperti yang kita rayakan saat ini. Nabi  hanya mengisyaratkan dalam sebuah haditsnya  yang diriwayatkan dalam kitab Sahih Muslim, Kitab As-siyam, bahwa Nabi ditanya tentang puasa hari senin, dan ia menjawab: ". Itu adalah hari aku dilahirkan dan itu adalah hari saya menerima wahyu kenabian".